Selasa, 03 Juli 2007






Minggu, 17 Juni 2007
Dra Hj Mamik S Suhardo
Senam Bugar Lansia

Oleh :

Aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk melatih para pelatih senam, itulah keseharian Dra Hj Mamik Surasmi Suhardo. Walaupun sudah berusia 70 tahun (5 April 2007), Mamik masih tampak energik. Sekarang kegiatannya ditambah dengan momong cucu putrinya yang baru saja lahir sebulan yang lalu.

Ia aktif berolahraga sejak remaja. Apalagi, ia belajar di Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, kemudian di usia tak muda lagi, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan IKIP Bandung (lulus pada 1982). Sebelum sarjana, Mamik menjadi guru olahraga di berbagai tempat seperti Madiun, Bandung, dan Yogyakarta. Kemudian ia menjadi dosen Tidak tetap di Fakultas Ilmu Keolahragaan UMY.

Dulu, di sela-sela kesibukannya sebagai guru, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan olahraga, terutama senam. Antara lain sebagai wasit senam, memberi pelajaran senam, massage, ilmu kesehatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan, memimpin kursus pelatih senam hamil dan post partum Asanaria.

Kini walaupun Mamik sudah pensiun, dia masih menjadi memimpin kursus pelatih senam bugar lansia, senam tongkat, koordinator program senam pada sentra/paguyuban lansia. Meskipun sudah lansia, dia masih produktif.

Pada 1999 ia menciptakan senam bugar lansia paket A, B, C, dan D. Pada 2005 ia menciptakan senam tongkat, dan pada 2006 ia menciptakan senam menopause. Ia menciptakan senam bugar lansia selama sembilan bulan. Senam bugar lansia ini dibuat empat paket karena pada usia yang sama kenyataannya belum tentu tingkat bugarnya sama. ''Saya buat empat paket latihan senam bugar untuk lansia yang membedakan antara paket A, B, D, dan D bukan umurnya, melainkan tingkat kebugaran,'' jelas dia.

Paket A adalah untuk mereka yang pernah stroke (paling ringan), paket B untuk mereka yang belum pernah stroke dan untuk mencegah stroke. Sedangkan paket C untuk mereka yang bugar dan paket D untuk mereka yang sehat betul. ''Setelah menciptakan senam bugar lansia itu, saya berpikir bahwa paket-paket senam lansia itu apabila tidak pakai alat akan membosankan. Kalau bosan para lansia akan mengantuk atau linglung, maka saya mulai mencoba senam pakai tongkat,'' ungkapnya.

Di antara berbagai jenis senam hasil ciptaannya, yang paling berkesan baginya adalah senam tongkat. Alasannya, senam tongkat ini bisa dilakukan oleh pria maupun wanita dari segala usia dari anak-anak hingga lansia. Bahkan baru dua tahun diciptakan kini sudah dikenal luas. ''Saya kemarin mendengar bahwa senam tongkat ini sudah sampai Palembang,'' kata Mamik bangga.

Hasil ciptaannya tersebut dibuat dalam bentuk kaset dan VCD dengan iringan lagu-lagu Jawa. Per paket ia jual Rp 35 ribu yang berisi kaset, video, dan buku panduan. Namun, ada yang menggandakan VCD senam bugar lansia maupun senam tongkat ciptaan Mamik yang dijual dengan harga Rp 20 ribu per VCD. ''Saya rasanya sedih, karena saya tidak mendapatkan imbalan dari hasil ciptaan saya yang digandakan oleh orang lain tersebut,'' ujar Mamik yang lahir tanggal 5 April 1937 ini.

Tapi, ia percaya Tuhan akan memberikan melalui jalan yang lain. ''Bagi mereka yang tidak menciptakan, tetapi memperoleh hasil dari penjualan VCD tersebut mudah-mudahan disadarkan oleh Tuhan,'' kata Mamik, yang telah mengabdi di Bagian Geriatri RS Dr Sardjito sejak sembilan tahun lalu.

Lagu Jawa yang ia pakai untuk mengiringi senam ciptaannya ini ternyata menjadi kendala bagi masyarakat luar Jawa. Karena itu, ia akan membuat kaset dan VCD senambugar lansia dengan iringan lagu-lagu bukan Jawa.

Mamik mengaku kemahirannya mencipta senam tongkat ini tak lepas dari dorongan dan bimbingan suaminya, Drs H Suhardo. Dalam menciptakan gerakan, ia telah berkonsultasi kepada para dokter geriatri di RS Dr Sardjito/FK UGM dan almarhum Prof Budi Darmoyo dari Universitas Diponegoro, Semarang. Ia menciptakan gerakan-gerakan senam itu selalu di malam hari, pukul 23.00 hingga 03.00 dini hari.

Kini ia tengah menyiapkan gerakan senam lima menit untuk pekerja kantoran. Lima menit? ''Agar bisa dilakukan di sela-sela karyawan bekerja,'' ujar dia. Ia mengatakan dengan senam tersebut diharapkan para karyawan akan lebih sehat, sehingga lebih produktif dalam bekerja.

Lansia rajin senam
Gerakan senam ciptakan Mamik sudah diteliti oleh Fakultas Psikologi UGM, Penelitian dan Pengembangan Universitas Indonesia, dan dosen Fakultas Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr dr BM Wara Kushartanti. ''Tujuan saya menciptakan senam bugar lansia untuk amal,'' tutur mantan dosen tidak tetap untuk senam di Fakultas Pendidikan Keolahragaan IKIP Yogyakarta (kini UNY).

Untuk menyebarluaskan senam lansia ini, ia memberikan pelatihan kepada anak-anak muda yang belum mendapat pekerjaan tetap. Mereka membayar Rp 75 ribu untuk belajar satu paket. ''Kalaupun ada yang tidak mampu membayar pun saya membolehkan mereka ikut pelatihan menjadi pelatih dan saya beri ijazah,'' tutur pencipta senam hamil, senam bugar untuk pasien gagal ginjal yang menggunakan alat CAPD, dan senam menopause ini.

Barangkali sudah ribuan orang yang menjadi pelatih senam bugar lansia. Di Jawa Barat itu, seluruh kabupaten sudah kursus senam bugar lansia. ''Saya diminta melatih ke sana,'' ungkap Mamik yang masih aktif di berbagai kegiatan lansia ini.

Para lansia pun kini banyak yang rajin melakukan senam. Bahkan, kata dia, lansia di desa-desa pun juga sudah aktif senam. ''Saya sudah mengumpulkan angket, setelah ada senam bugar lansia dengan diiringi lagu campursari dari Manthous, para lansia yang tadinya tidak mau olahraga, sekarang mau olahraga,'' tutur dia. nri

2 komentar:

sbudiharjo mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
sbudiharjo mengatakan...

saya, santosa budiharjo, seorang dokter, dosen, fakultas kedokteran UGM, warga jogjakarta, sangat berbangga mempunyai ibu mamik suhardo, seorang ibu guru, ibu rumah tangga, yang pantas menjadi suti teladan dalam mengamalkan ilmu dan keterampilannya, di bidang olahraga terutama senam untuk wanita, lansia. sukses selalu