Rabu, 09 Januari 2008

Surin Pitsuwan, Sekjen ASEAN


Rakaryan Sukarjaputra dan Simon Saragih

Mungkin bisa dikatakan, Surin adalah figur unik dan mumpuni. Ia Muslim, intelek, dan terbiasa bergaul dengan Barat, serta terbiasa dengan profesi sebagai diplomat. Maklum, ia adalah Menteri Luar Negeri Thailand 1997-2002. Sebagai pejabat Sekretaris Jenderal ASEAN yang baru, Surin memiliki kapasitas yang memadai.

Thailand adalah negara dengan dominasi penduduk Buddha. Bagian selatan negara itu didominasi etnis Melayu Thailand yang secara ekonomi relatif tertinggal. Namun, tidak demikian halnya dengan Surin Pitsuwan, Muslim asal Provinsi Pattani.

Karena kecerdasannya dia mendapat beasiswa untuk belajar di SMA di Minnesotta, AS. Demikian pula saat kuliah, ia mendapatkan beasiswa dari AS. Namun, untuk memutuskan menerima beasiswa tersebut, pria yang kini menjadi suami Aliya Ariya itu harus menghadapi proses rapat keluarga.

Ada yang menentang karena khawatir suatu saat Surin akan kehilangan imannya. Ketika lahir di sebuah pesantren (di Thailand selatan disebut sebagai pondok), Surin diberi nama Abdul Halim bin Ismael. Persisnya ia lahir di kompleks madrasah. Ia juga dibesarkan di pesantren, dengan nilai-nilai Islam yang kuat sehingga pemikirannya di bidang Islam sampai saat ini masih kuat.

Namun, Surin akhirnya berangkat juga ke AS karena didorong para tetua beraliran moderat. Dorongan kaum moderat itulah yang kemudian membuat Surin seperti menapaki karier cemerlang, yang jarang dinikmati Muslim Thailand.

Ia tidak saja lulus dari Harvard University, tetapi kemudian juga berhasil menduduki jabatan Menteri Luar Negeri Thailand periode 1997-2002.

Kini ia memiliki jabatan baru, yakni sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN sejak 1 Januari 2008. Pada hari Senin (7/1), acara serah terima jabatan berlangsung dari sekjen lama Ong Keng Yong kepada Dr Surin Pitsuwan.

Di lingkungan ASEAN, nama Surin sudah tak asing lagi. Ia bukan saja pernah menjadi Menteri Luar Negeri Thailand, tetapi Surin juga pernah menjadi salah satu kandidat Sekjen PBB untuk menggantikan Kofi Annan. Jabatan itu akhirnya jatuh pada Ban Ki-moon.

Pencalonannya sebagai Sekjen ASEAN untuk masa jabatan lima tahun (Januari 2008-Desember 2012) mendapat dukungan mutlak dari semua negara ASEAN. Torehan prestasinya di ASEAN memang tidak sedikit. Ia antara lain terlibat dalam upaya mewujudkan perdamaian di Aceh. Ia juga pernah meyakinkan Uni Eropa agar tetap menjalin hubungan baik dengan ASEAN setelah Myanmar diterima sebagai anggota ASEAN.

Berpendidikan Barat

Doktor ilmu politik lulusan Harvard University (1982) ini lahir 28 Oktober 1949 di Nakorn Sri Thammarat, Thailand selatan. Surin menempuh pendidikan dasar dan menengah di kotanya. Kemudian dia mendapat jalan untuk berkiprah lebih maju setelah memperoleh beasiswa pertukaran pelajar American Field Service (AFS).

Ia pun kemudian menempuh pendidikan SMA di Minnesotta, AS, tahun 1967-1968. Surin lalu kembali ke Bangkok dan menjalani dua tahun pendidikan tinggi di Thammasat University.

Ia kemudian mendapatkan lagi beasiswa dari Claremont Men’s College, California, untuk menyelesaikan pendidikan sarjana. Dari lembaga ini ia lulus dengan predikat cum laude di bidang ilmu politik pada 1972.

Surin kemudian meneruskan studi di Harvard University, Cambridge, Massachusetts, lagi-lagi karena beasiswa dari Winston S Churcill Association and Rockefeller Foundation Fellowships. Ia mendapatkan gelar MA pada 1974 dan kemudian gelar doktor pada 1982 di bidang ilmu politik, khususnya studi Timur Tengah.

Setelah itu Surin mengajar di Fakultas Ilmu Politik di Thammasat University antara 1978-1983 dan 1984-1986. Di antara dua periode ini, dia pernah berkiprah di Konferensi Senat Partai Republik (1984) sekaligus mengajar di American University, Washington DC, pada tahun yang sama.

Kembali ke daerah

Surin tidak saja berprofesi sebagai akademisi ilmu politik. Ia ingin menjadi politisi sekaligus. Untuk itu dia memutuskan masuk ke panggung politik praktis. Ia berusaha mendapatkan kursi parlemen mewakili kota asalnya, dan upaya itu berhasil.

Sejak mulai menjadi anggota parlemen pada 1986 hingga saat ini, Surin tercatat telah duduk di parlemen untuk delapan kali masa jabatan berturut-turut. Sebagai anggota parlemen, dia pernah ditunjuk sebagai sekretaris Ketua DPR yang ketika itu dijabat Chuan Leekpai.

Dia juga ditunjuk sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Thailand pada 1992-1995 dan kemudian Menteri Luar Negeri.

Selepas dari jabatan Menteri Luar Negeri, Dr Surin ditunjuk menjadi salah seorang anggota Commission on Human Security PBB hingga 2003. Kariernya di beberapa badan dunia PBB cukup beragam. Terakhir dia adalah anggota Badan Penasihat Human Security Trust Fund dan Badan Penasihat the International Crisis Group (ICG). Di bidang politik, Surin pernah menjadi Wakil Ketua Partai Demokrat Thailand.

Rekonsiliasi

Di antara sederet jabatan dan peran yang pernah ia pangku, Surin juga pernah menjadi anggota Komisi Rekonsiliasi Nasional. Komisi ini memang dibentuk khusus untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan di wilayah selatan Thailand, yang bergolak kembali sejak Januari 2004.

Ia pas dengan posisi itu, sehubungan dengan pengalaman berhubungan lintas budaya, lintas agama, dan lintas benua. Misalnya, ia pernah berdialog dengan Rabbi Schneider (pemikir Yahudi asal New York) dan Hans Kung, profesor bidang pemikiran Katolik asal Swiss.

Menjadi Muslim bukan berarti hambatan baginya berhubungan dengan siapa pun. Surin dengan jelas mengatakan bahwa Muslim di Asia Tenggara tergolong beraliran moderat, fleksibel, dan relatif lebih mampu beradaptasi.

Sebagai contoh, Surin merujuk pada posisi wanita Muslim di Asia Tenggara yang turut berkarya.

Lebih jauh dia mengatakan bahwa Islam juga bisa memberi inspirasi kepada siapa pun untuk menjadi seorang demokrat, memberi inspirasi bagi sebuah kelompok masyarakat untuk bertindak demokratis.

Namun sebaliknya, pihak lain pun dia harapkan mengerti dan memahami Islam, demi terciptakan kesadaran global soal sivilisasi.

Dengan segala pengalaman dan pemikiran ini, tentu menjadi Sekjen ASEAN tidak akan menjadi hal sulit baginya.

1 komentar:

CarajualPulsa mengatakan...

makasih bos tulisannya bermanfaat