Minggu, 09 Maret 2008

Idham Chalid Politisi Santun



Sabtu, 8 Maret 2008 | 01:53 WIB

Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Kamis (6/3) malam, menyatakan, Idham Chalid merupakan sosok ulama dan juga politisi yang moderat dan santun. Oleh sebab itu, Idham Chalid yang hingga kini masih terbaring sakit bisa diterima di berbagai era politik dan kepemimpinan bangsa.

Penilaian itu disampaikan Wapres saat memberikan sambutan di acara peluncuran buku otobiografi Idham Chalid di Jakarta. Buku yang diluncurkan berjudul Idham Chalid, Napak Tilas Pengabdian; Tanggung Jawab Politik NU dalam Sejarah.

Idham Chalid merupakan ulama karismatik, yang selama 28 tahun memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ia juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri pada era pemerintahan Soekarno, Menteri Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Sosial pada era pemerintahan Soeharto dan mantan Ketua DPR. Idham juga pernah menjadi Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Ketua Partai Masyumi.

”Beliau itu moderat, bisa diterima di ’segala cuaca’, berada di tengah, oleh sebab itu ia bisa diterima di mana-mana. Ia berada di tengah titik ekstrem yang ada,” ujar Kalla.

Menurut Wapres, jika berada di titik yang sama ekstremnya, maka selain demokrat, sosok politik orang yang menjalani itu sudah pasti santun. ”Karena itu, sikap yang santun bisa menjaga suasana kemoderatan,” katanya. Dalam acara itu hadir Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua DPR Agung Laksono, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, dan sejumlah anggota kabinet lainnya.

Menurut editor buku, Arief Mudatsir Mandan, yang juga anggota DPR, Idham Chalid satu-satunya Ketua Umum PBNU yang paling lama dan bukan ”berdarah biru” NU. ”Selama kepemimpinannya, NU tidak pernah bergejolak. Ia sering dinilai lemah, tetapi sebenarnya itulah strateginya sehingga bisa diterima berbagai zaman,” ujarnya. (HAR)


 

Tidak ada komentar: