Jakarta, Kompas - Untuk mencapai kemakmuran nasional, India kini bervisi teknologi. Banyak pengembangan yang dilakukan. Kemandirian teknologi adalah satu-satunya.
"India dan Indonesia memiliki banyak kesamaan. Kita bisa bekerja sama," kata mantan Presiden India periode 2002-2007, Dr APJ Abdul Kalam, saat menjadi pembicara kunci pada Konferensi Ilmu Pengetahuan Nasional (Kipnas) IX yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Selasa (20/11).
Acara Kipnas IX kemarin dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla. Konferensi ini berlangsung 20-22 November 2007, diikuti 600 peserta dari berbagai lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan swasta serta BUMN yang terkait iptek.
Abdul Kalam yang kemarin menjadi pembicara kunci adalah seorang aeronautical engineer dan pakar peroketan balistik. Sebelum menyampaikan paparannya, ia melakukan temu wicara dengan para peneliti.
Menurut Kepala LIPI Prof Dr Umar Anggara Jenie, di kalangan ilmuwan Abdul Kalam dikenal sebagai bapak perintis kemandirian teknologi India. "Dengan semangat swadesinya: ’Kalau bisa buat, mengapa harus beli’, sangat mendorong India menjadi bangsa yang kuat," kata Umar.
Abdul Kalam menyampaikan paparan berjudul "Visi Teknologi dan Kemakmuran Nasional" yang merujuk pada pengalaman India sebagai bangsa yang besar.
Dia memaparkan, India dan Indonesia memiliki banyak kesamaan dan keberagaman. Salah satunya adalah meraih kemerdekaan di saat yang berdekatan. Dua negara ini memiliki sejarah panjang warisan kebudayaan.
Seusai penjajahan Belanda atas Indonesia dan penjajahan Inggris atas India, kedua negara harus berbenah. Secara umum keberagaman yang dimiliki India dan Indonesia adalah jumlah populasi yang besar, keberagaman agama, bahasa, dan budaya.
"Kita memiliki tradisi sendiri, mimpi-mimpi dan masalah yang melingkupi. Kini dapatkah teknologi membantu India dan Indonesia mencapai kemakmuran dan menghapuskan luka bencana yang beruntun?" katanya.
Menurut Abdul Kalam, teknologi dapat memberi nilai tambah pada produk-produk lokal untuk pasar nasional dan internasional.
Di India yang populasinya satu miliar, sebanyak 700 juta penduduknya tinggal di 600.000 desa. Sebanyak 220 juta (22 persen) penduduk perlu ditingkatkan kualitas hidupnya. "Ini tantangan. Mereka memerlukan pekerjaan dengan pendapatan memadai, mereka memerlukan makanan, memerlukan akses cepat pada pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pada akhirnya perlu hidup yang lebih baik," papar Abdul Kalam. Angka GDP India tumbuh menjadi 9 persen per tahun.
Abdul Kalam memaparkan langkah-langkah pengembangan India, salah satunya adalah dengan program PURA (Providing Urban Amenities in Rural Area). Misalnya, tambah Abdul Kalam, antara lain dengan membangun jaringan fisik (ring road, rel, infrastruktur publik, klinik bergerak), jaringan elektronik (telepon, internet, e-governance, tele-medicine, tele-education), jaringan ilmu pengetahuan (sekolah, rumah sakit, pelayanan kesehatan yang proaktif), serta jaringan ekonomi (agro industri, pasar, rumah sakit, pergudangan, dan micro power plant). (HAR/LOK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar