Sabtu, 01 November 2008

Eric E. Schmidt, Satu dari Tiga Aktor Google


CEO Google Eric E. Schmidt
Senin, 20 Oktober 2008 | 07:06 WIB

JAKARTA, JUMAT - Dunia bisnis mencatat pria berkacamata ini sebagai orang yang sukses dalam bisnis internet. Terkesan dengan kepiawaiannya, Larry Page dan Sergey Brin, dua pendiri Google, mendaulatnya menjadi chief executive officer (CEO) raksasa mesin pencari itu sejak 2001. Mereka percaya pengalaman Eric E. Schmidt di jagad maya selama 20 tahun membuatnya mampu membesarkan Google. Eric membayar tuntas kepercayaan mereka. Orang terkaya dunia peringkat 142 versi majalah Forbes ini menjadi satu dari tiga aktor dibalik kesuksesan Google.

Dialah pria yang menguasai peta dunia maya. Betapa tidak, dia orang nomor satu di situs pencari nomor satu di dunia. Sebagai Chief Executive Officer Google, Eric E. Schmidt berperan penting menyulap Google, dari sekadar mesin pencari data menjadi mesin penghasil uang.

la pun telah mengantarkan perusahaan yang bermarkas di California, Amerika Serikat itu, sebagai salah satu perusahaan kompetitor terberat Microsoft Corporation. Tak hanya itu, berkat kepiawaiannya pula, pengembangan dan inovasi bisnis internet termasuk bisnis iklan online Google terus bergulir.

Kini, Eric kompak memerintah Google bersama dua pendiri Google, Lary Page dan Sergey Brin. Kekompakan ketiga orang ini kerap kali mendapat julukan Triumvirat Google.

Kesuksesan Eric bersama Google menambah pundi-pundi kekayaanrnya. Ia adalah salah satu dari sedikit orang yang menjadi miliuner dari opsi saham (stock option) bagi karyawan di perusahaan, biarpun ia bukan pendiri maupun sanak keluarga pendiri perusahaan itu.

Majalah Forbes mendudukkannya pada ranking 142 daftar orang terkaya di dunia pada 2008 ini. Majalah itu menghitung total kekayaan Eric mencapai 6,6 miliar dollar AS. Pada tahun ini pula, Forbes memasukkan Eric ke dalam daftar orang terkaya di bidang teknologi informasi di urutan ke-59. Sedangkan tahun lalu, is berada di peringkat pertama 50 orang terpenting di jagad web versi majalah PC World.

Saat ini, Schmidt tinggal di Atherton, California, Amerika Serikat bersama istrinya, Wendy. la juga meluangkan waktu mengajar kuliah bisnis paruh waktu di Standford Business School.

Schmidt lahir pada 27 April 1955 di Washington D.C. Ayahnya seorang ekonom dan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. la mengenyam pendidikan menengah di Yorktown High School, Virginia. Selepas itu, Schmidt melarutkan pendidikan ke Princeton University. Di sana, ia memperoleh gelar Bachelor of Science pada bidang studi teknik elektro. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Pada 1979, Schmidt mendapatkan gelar master ilmu komputer. Lalu pada 1982, is memperoleh gelar Ph. D. dalam ilmu komputer dari University of California, Berkeley. Kala itu, disertasinya mengenai masalah manajemen distribusi pengembangan software dan peralatan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pada awal perjalanan kariernya, Schmidt memilih serius di bidang tehnik pada perusahaan TI. la tercatat pernah bekerja pada Bell Laboratories dan Zilog. la pun pernah bekerja sebagai staf penelitian pada - laboratorium ilmu komputer di Xerox Palo Alto Research Center (PARC).

Pada 1983 adalah tahun yang menentukan bagi kelanjutan karier Schmidt. Pada tahun inilah ia bergabung dengan Sun Microsystems untuk memimpin proyek pembuatan program Java. Tak lama kemudian kariernya melejit menjadi Chief Technology Officer (CTO) Sun Microsystems.

Selama kurun waktu 14 tahun di Sun, Schmidt berhasil menduduki berbagai posisi eksekutif. la mendapat pengakuan dunia internasional atas sumbangannya pada perkembangan internet. Dia juga megjadi tokoh penting dalam mengembangkan dan memasarkan Java, platform bahasa program milik Sun.

Kemudian tahun 1997, Schmidt bergabung dengan dengan Novell Inc sebagai CEO. Waktu ia bergabung, perusahaan software ini sedang kesulitan. Schmidt mencoba memperbaikinya. Namun ketika-itu gelembung dotcom pecah dan ekonomi AS melambat. Akhirnya Schmidt meninggalkan Novell.

Pada Maret 2001, Schmidt melamar ke Google. la harus bersaing dengan 50 orang lainnya yang berambisi mendampingi pendiri Google, Lary Page dan Sergey Brin, yang waktu itu sedang mencari wakil direksi. Hasilnya, kedua pendiri Google tersebut begitu terkesan dengan Schmidt ketika mewawancarainya.

Eric Schmidt punya pekerjaan yang tak mudah sebagai Chief Executive Officer (CEO) Google dan orang nomor tiga di perusahaan itu. Namun, is membuktikan kepada semua orang bahwa ia berhasil membawa Google menjadi perusahaan internet yang menguntungkan. Eric juga menggagas budaya kerja unik di Google. la menciptakan formula 70/20/10. la pun membangun Googleplex, markas besar Google, sebagai tempat kerja yang nyaman. Namun, Eric terkenal sebagai orang yang sangat tertutup.

Dengan 20 tahun lebih pengalaman dalam perusahaar Eric bisa menjaga keseimbang an di antara Larry Page dan Sergey Brin, dua orang pendiri Google. Jika kedua anak muda itu terlibat perdebatan atau perbedaan pendapat yang panas, Eric-lah yang akan berdiri di antara mereka. la akan menyatukan pendapat mereka sehingga perusahaan itu tetap solid di depan para hadapan Wall Street.

Bisa dibilang, pekerjaan Chief Executive Officer (CEO) Eric adalah yang tersulit di seluruh negeri itu. Dia harus berbagi kewenangan dengan dua pendiri Google yang sangal besar pengaruhnya. Dia pula yang harus menyampaikan keputusan mereka kepada investor dan karyawan.

la harus mengelola perusahaan internet yang sedang berkembang pesat dan merijaganya dari masalah, agar kreativitas tetap terpacu. Dan, is harus melakukan semua itu sambil berkompetisi dalam meraup pangsa pasar.

Eric membuat Google mendapat keuntungan dari penjualan iklan teks yang tertera di samping hasil pencarian, penjualan lisensi tehnologi pencari, dan bisnis periklanan. Kini, kapitalisasi pasar Google Inc., mencapai 168 miliar dollar AS. Sekitar 19.604 karyawan turut menopang roda bisnis Google.

Langkah fenomenal Eric dalam memperluas bisnis Google adalah mengakuisisi situs bisnis periklanan online yang menggunakan video. Awalnya, banyak yang pesimistis bahwa akuisisi ini akan berhasil. Namun, Eric tetap berkeras hati. Pada 10 Oktober 2006, is mewujudkan mimpinya tersebut. Walhasil, Google mengakuisisi situs Youtube senilai 1,65 miliar dollar AS.

Ternyata keputusannya mengakuisisi situs tersebut adalah pilihan yang tepat. Pada 2007, Google melaporkan telah mengantongi keuntungan dari pendapatan iklan sebesar 5,7 miliar dollar AS. Hal ini berarti, hanya dalam setahun, mereka mengembalikan modal pembelian Youtube.

Selain itu, Eric juga menggagas sebuah model sumber daya bisnis, yaitu formula 70/20/10. Metode ini menjadi terobosan bagi Google untuk mengelola inovasi para karyawannya. Berdasarkan rasio ini, karyawan idealnya harus memanfaatkan 70 persen waktu untuk mengerjakan bisnis inti perusahaan, 20 persen waktu untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan bisnis inti, dan 10 persen waktu untuk proyek di luar bisnis inti.

Selain jago dalam dunia bisnis, Eric juga telah menciptakan budaya perusahaan yang unik. Eric berusaha menciptakan kondisi bekerja yang nyaman dalam perusahaan. Markas Google di Mountain View, California, Amerika Serikat lebih mirip kampus daripada kantor. Di sana, Eric menyediakan teknologi yang hebat, fasilitas lengkap, serta cemilan gratis.

Kenyamanan ini telah membuat banyak karyawan betah bekerja di Google. Menurut catatan majalah Fortune, saat ini tingkat turn over karyawan Google hanya 1 persen. Fortune pun menjuluki Googleplex sebagai kantor ternyaman di dunia.

Pada 2006, Eric memperoleh penghargaan dari National Academy of Engineering lantaran sukses mengembangkan strategi bagi mesin pencari paling sukses sedunia. Pada tahun ini pula, Apple Inc. memasukkan Eric ke dalam jajaran direkturnya.

Eric terlibat pula di sejumlah yayasan. la adalah Chairman New America Foundation. Ia dan isterinya pun menjalankan The Schmidt Family Foundation yang menangani isu keberlangsungan dan penggunaan sumber daya alarm secara bertanggung jawab.

Di luar itu, Eric juga seorang kolektor seni. Ia berada dalam daftar kolektor seni kelas atas pada ARTnews 200. Selebihnya, tak banyak orang tahu siapa Eric sebenarnya dan bagaimana kehidupan pribadinya. Sebab, ia sangat berhasti-hati menjaga masalah-masalah personalnya. Satu contoh yang paling terkenal adalah ketika ia mencekal wartawan CNet setelah situs berita teknologi itu menuhs cerita pribadiaya dengan menggunakan data-data dari hasil pencarian di internet. (Roy Franedya, Rika Theo)

Tidak ada komentar: