Sabtu, 20 Oktober 2007

miliarder Filipina


Andrew Tan, Si Jetset Putra Buruh Migran

Ungkapan si kaya makin kaya mungkin tak berlaku bagi Andrew Tan (57). Ia adalah jetset baru Filipina, putra seorang buruh migran asal China. Bapaknya datang dengan kemiskinan dan kemudian bekerja sebagai buruh pabrik di Filipina. Tan kini orang kaya baru Filipina dan juga baru masuk dalam daftar warga terkaya Filipina tahun 2007 versi majalah Forbes Asia edisi 18 Oktober 2007.

Setelah merestrukturisasi perusahaan induk miliknya, Alliance Global, kekayaan bersih Tan menjadi dua kali lipat, yakni 1,1 miliar dollar AS dari tahun sebelumnya yang sebesar 480 juta dollar AS. Tan meraih keberuntungan dari tiga bisnis utamanya, properti, alkohol, dan restoran cepat saji. Semuanya ada di bawah Alliance Global. Ia kini menempati urutan ke-4 dari 40 orang warga terkaya Filipina.

The Manila Times menuliskan, bisnis properti dijalankan lewat Megaworld Corp, minuman lewat Emperador Distillers Inc, dan restoran lewat Golden Arches Development Corp.

Tan sekaligus menjadi sumber inspirasi, bukan saja bagi sekitar 70 persen penduduk Filipina yang hidup miskin, ia juga menjadi inspirasi bagi pengusaha lainnya, setidaknya di Filipina.

Tan, bapak dari empat anak ini, mulai menggeluti bisnis properti tahun 1989. Di Manila, misalnya, perusahaan ini membangun berbagai kompleks yang merupakan paduan dari perumahan, perkantoran, dan usaha bisnis.

Perusahaannya kini sedang membangun kawasan bisnis khusus untuk perusahaan teknologi. Juga baru saja perusahaan ini membangun fondasi Hotel Marriott di Newport City.

Bisnis properti mulai menghadapi masalah tahun 1994, sebagaimana juga dialami Thailand, Indonesia, dan negara di Asia lainnya. Perusahaan milik Andrew Tan bahkan pernah diisukan sedang dalam kesulitan.

Pada dekade 1990-an, ekonomi Asia ditandai dengan krisis perumahan, lalu merambat ke krisis mata uang, krisis ekonomi dan krisis multidimensi.

Inovasi dan visi

Tan membantah tak terpuruk dalam kesulitan. Kini ucapan Tan terbukti. Kepada Philippinesnews.com Tan mengatakan, kelebihannya adalah pada inovasi dan visi. Ia melihat Filipina, setidaknya Manila, tetap butuh perumahan. Ia pun mendalami, perumahan seperti apa yang paling dibutuhkan rakyat.

Tan melihat konsep pengembangan kondominium dan residen, di mana warga kelas menengah lebih suka bekerja sembari dekat dengan keluarga dan mendapatkan kenyamanan di lingkungan huniannya. Oleh karena itu, Tan melengkapi bangunan properti dengan keberadaan restoran. Intinya, ia membangun perumahan yang layak jual, bukan sekadar ikut-ikutan.

Di saat pengusaha properti Filipina menghindari bisnis properti di era krisis, Tan malah melanjutkannya. Kini banyak perusahaan lain bangkit, tetapi Tan sudah berada jauh di depan.

Pada 2006, majalah Finance Asia menyatakan Megaworld sebagai perusahaan dengan manajemen terbaik, mengalahkan perusahaan besar dan sudah lebih lama usianya, seperti Philippine Long Distance Telephone Co, Ayala Corp, Jollibee Foods, dan Ayala Land. Megaworld juga dianugerahi sebagai terbaik untuk kategori "corporate governance" oleh majalah yang sama. (AFP/MON)

Tidak ada komentar: